KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Karya ilmiah ini berjudul “Budi Daya Tanaman Cabai Merah”. Karya ilmiah ini disusun agar dapat bermanfaat sebagai media
sumber informasi dan pengetahuan.
Ucapan
terima kasih kepada Gru pembimbing, teman-teman dan semua pihak
yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam bentuk moril
maupun materil dalam proses penyusunan karya ilmiah ini, sehingga
dapat selesai tepat pada waktunya.
Peneliti
menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan.Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................ 1
1.3 Manfaat.......................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian...................................................................................... 2
2.2 Cara
Budidaya Tanaman Cabai Merah.............................................. 3
A.
Persiapan lahan untuk menanam cabe merah kriting dan cabe rawit................... 3
B. Persemaian
cabe merah kriting dan cabe rawit..................................................... 4
C.
Penanaman cabe merah.......................................................................................... 5
D.
Perawatan tanaman cabe merah............................................................................ 6
E.
Pengamatan hama dan penyakit cabe merah......................................................... 7
F. Panen
dan pasca panen cabe merah....................................................................... 8
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimplan....................................................................................... 9
3.2 Saran.............................................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Cabe
Merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai
ekonomis cukup tinggi. Kebutuhan cabe terus meningkat setiap tahun sejalan
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan
bahan baku cabeCabe merupakan tanaman perdu dari famili terong‐terongan yang memiliki nama ilmiah
Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar
ke negara‐negara
benua Amerika, Eropa dan Asia
termasuk
Negara Indonesia.
Tanaman
cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20
spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya.
Masyarakat
pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe
keriting, cabe rawit dan paprika. Secara umum cabe memiliki banyak kandungan
gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium,
Vitamin A, B1 dan Vitamin C.
Selain
digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk
keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industry makanan dan
industri obat‐obatan
atau jamu. Buah cabe ini selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga
mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani. Disamping itu tanaman ini juga
berfungsi sebagai bahan baku industri, yang memiliki peluang eksport, membuka
kesempatan kerja..
B.
Tujuan
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini antara lain adalah:
.
Untuk menambah pengetahuan terutama tentang budidaya tanaman cabe merah
C.
Manfaat
Adapn
manfaat karya ilmiah ini antara lain adalah :
1.
Menambah
pengetahuan pembaca tentang budidaya cabai merah.
2.
Dapat
menjadi bahan referensi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
. PENGERTIAN
Tanaman
Cabe Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas
yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabe memiliki banyak
kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat,
kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C.
Cabe
(Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan
oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki
beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang
berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Budidaya tanaman cabe
diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari
hama dan penyakit . Cabe atau lombok merupakan tanaman yang mudah ditanam di
dataran rendah ataupun di dataran tinggi.
Daerah
sentral produksi utama cabe merah antara lain Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya,
Ciamis, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung); Jawa Tengah (Brebes, Magelang, dan
Temanggung); Jawa Timur (Malang, Banyuwangi). Sentra utama cabe keriting adalah
Bandung, Brebes, Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Tanah Datar, Karo,
Simalungun, Banyuasin, Pagar Alam. Usahatani cabe yang berhasil memang
menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabe
diperlukan keterampilan dan modal cukup memadai. Untuk mengantisipasi
kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam penerapan pengetahuan dan
teknik budidaya cabe sesuai dengan daya dukung.
2.2.
CARA BUDIDAYA TANAMAN CABE MERAH
Adapun
cara atau tehnik budidaya cabe merah adalah sebagai berikut :
A.
Persiapan lahan untuk menanam cabe merah keriting dan cabe rawit
1.
Pengolahan Lahan cabe merah keriting dan cabe rawit
•
Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
•
Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
•
Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
•
Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
•
Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola
zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).
2.
Benih cabe merah keriting dan cabe rawit
•
Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural
CS-20, CB-30
•
Biji direndam dalam air hangat kemudian diperam semalam.
B.
Persemaian cabe merah keriting dan cabe rawit
1.
Persiapan Persemaian cabe merah
•
Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
•
Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah
disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang . Media dimasukkan polibag bibit
ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
2.
Penyemaian cabe merah
•
Biji cabe diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah +
pupuk kandang matang yang telah disaring
•
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga
kelembaban
3.
Pengamatan Hama & Penyakit cabe merah selama persemaian
a.
Penyakit cabe merah keriting dan cabe rawit
•
Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk,
disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian:
tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan
mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok
makan (± 10 gr) per 10 liter air.
•
Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun
atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi
seperti penyakit rebah semai.
•
Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik
atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2
minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor
virus dengan BVR atau PESTONA.
b.
Hama cabe merah
•
Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau
lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit
dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
•
Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis
karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau
seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada
pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah
semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
•
Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning
kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk
menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun
muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara
mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip
C.
Penanaman cabe merah
1.
Pemilihan Bibit cabe merah
•
Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
•
Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)
2.
Cara Tanam cabe merah
•
Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
•
Plastik polibag dilepas
•
Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram
3.
Pengamatan Hama cabe merah
•
Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan
bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai
daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat
yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA
atau VIREXI
•
Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua )
•
Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di
kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian
punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan
bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau
lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabe gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya
saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman
yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
•
Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di
sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
D.
Perawatan tanaman cabe merah
1.
Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan
(dilep) jika dirasa kering.
2.
Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran
merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 :
250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4
minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk
makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan
dosis 500 cc/lubang.
3.
Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
E.
Pengamatan hama dan penyakit cabe merah
•
Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
•
Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
•
Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan
Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur
daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
•
Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan
diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam
berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian
tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur,
tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar
sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
•
Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung
akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah
bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah
busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabe
busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan
aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
•
Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala
serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan
berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak
terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat
menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah
dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen
dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.
F.
Panen dan Pasca panen cabe merah
1.
Pemanenan cabe merah
•
Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
•
Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40
kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
2.
Cara panen cabe merah
•
Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
•
Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
•
Penyortiran dilakukan sejak di lahan
•
Simpan ditempat yang teduh
Demikian
cara budidaya tanaman cabe merah yang dapat anda lakukan semoga bermanfaat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Cabe
merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang
tinggi. Cabe mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan.
Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi
dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Budaidaya
cabe merah bukanlah yang mudah dilakukan jika kita menginginkan hasil yang
lebih maksimal. Dalam budidaya cabe merah banyak hal yang harus diperhatikan
supaya hasil panen yang kita peroleh lebih baik, mulai dari pemilihan lahan
sampai cara panen.
B.
SARAN
Dengan
adanya makalah ini, kiranya dapat menambah pengetahuan kita dalam pembudidayaan
cabe, bukan hanya asal tanam, akan tetapi bagaimana agar kita bisa memperoleh
hasil panen yang lebih maksimal.
Selanjutnya
dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa berbagi pengetahuan
kepada masyarakat kita terutama mereka yang membudidayakan cabe, dengan harapan
mereka bisa memperoleh hasil yang maksimal.
No comments:
Post a Comment