KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
karunianya-Nya lah, peneliti dapat
menyelesaikan tugas karya ilmiah yang berjudul ”GAMBAS”. Karya ilmiah ini
dikembangkan dalam rangka memenuhi tugas bahasa Indonesia.
Peneliti
menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, peneliti banyak mendapat
bantuan dari sumber-sumber data berupa materi, dan oleh karena itu dalam
pengantar ini peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih atas semua
bantuan-bantuan, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, baik bagi peneliti
sendiri maupun para pembaca.
B.Srikaton, 01 Maret 2016
Peneliti
Wulan Sapitri
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................... i
MOTTO..................................................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Taksonomi dan Morfologi................................................................................................... 3
2.2
Jenis dan Varietas................................................................................................................ 4
2.3
Hama dan Penyakit.............................................................................................................. 5
2.4
Budidaya Tanaman Holtikultra Gambas............................................................................. 6
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimplan.......................................................................................................................... 13
3.2
Saran.................................................................................................................................. 13
Daftar
Pustaka......................................................................................................................... 14
Biodata
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia terletak di daerah
tropis. Hal ini menyebabkan keanekaragaman tanaman
di Indonesia. Berbagai macam tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun bahan
obat. Gambas atau yang lebih dikenal dengan nama
oyong merupakan salah satu jenis sayuran potensial yang kurang mendapat
perhatian dikalanagan petan.namun
akhir- akhir ini tanaman gambas atau ridged gourd yang memiliki
nama latin (Luffa acutangula)
ini merupakan jenis sayuran yang telah lama dikenal dan ditanam
oleh petani di negara kita. Hal inilah yang menyebabkan peluang pasar
gambas semakin cerah.
Gambas merupakan tanaman semusim. Budidaya
gambas dilakukan di sawah-sawah, bersamaan dengan budidaya pare, mentimun dan
sayuran lainnya. Karena merupakan tanaman memanjat, maka gambas dibudidayakan
di atas bedengan,dengan ajir dan tali pengikat sebagai panjatan. Dibanding
dengan mentimun, gambas relatif lebih tahan terhadap serangan cendawan fusarium
maupun bakteri pseudomonas. Namun gambas, sama halnya dengan pare, sangat
rentan terhadap gangguan larva kepik Lepidoptera terutama Hypercompe
albicornis, yang akan menghabiskan seluruh daun gambas, hingga tinggal
batang dengan sulurnya.Gambas merupakan tumbuhan asli Asia dan Afrika Tropis.
Di RRC, gambas tidak hanya dikonsumsi buah mudanya, melainkan juga pucuk,
berikut daun muda dan bakal bunga. Buah yang telah tua, akan menghasilkan spons
dan biji. Sponsgambas merupakan bahan pembersih badan maupun cucian di dapur,
yang belakangan ini semakin populer, karena merupakan bahan organik. Di AS,
gambas dibudidayakan secara besar-besaran untuk dipanen sponsnya, guna diekspor
keJepang. Biji gambas yang volumenya cukup besar, menghasilkan lemak nabati,
yang bisa dijadikan minyak goreng.
kelebihan
oyong (Luffa acutangula) dibandingkan tanaman sejenis lainnya yaitu
tanaman ini dapat di budidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Pertumbuhannya pun mudah, tidak harus memerlukan perawatan yang khusus, hanya
memerlukan turus/ajir sebagai media rambatannya karena oyong adalah tipe
tanaman yang batangnya merambat, namun oyong dapat juga dirambatkan pada
pagar-pagar atau pohon-pohon yang ada di sekitarnya dan umur panen tanaman
oyong juga tergolong cukup cepat.
buah
oyong dapat digunakan sebagai obat bagi penderita penyakit demam. Di dalam
tubuh manusia, buah oyong mempunyai khasiat untuk membersihkan
darah. Daunnya yang masih muda (pucuknya) pun dapat disayur, sementara
buah oyong yang telah tua dan kering baik sekali untuk spons penggosok untuk
mencuci. Buah oyong juga mengandung vitamin A , B dan C yang bagus
untuk sistem kekebalan tubuh.
Buah
gambas memiliki beberapa keunggulan yaitu mengandumg nilai gizi yang
tinggi,citra rasa enak,produksi tinggi,pemasan lebih mudah dan banyak di gemari
oleh masyarakat luas.selain itu biji buah gambas juga bisah di produksi menjadi
minyak goreng dan sponsnya dijadikan bahan pembersi badan maupun cucian di
dapur.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan penyusunan laporan budidaya tanaman gambas adalah sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Taksonomi Dan Morfologi
Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan,
kedudukan tanaman gambas diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : plantae
Subkingdom : tracheobionta
Divisi : magnoliophiyta
Kelas : magnoliopsida
Subkelas : dilleniidae
Ordo : violales
Famili : cucurbitaceae
Genus : luffa
Spesies : luffa acutangula
Gambas merupakan tumbuhan genus Luffa,
keluarga Cucurbitaceae, hingga masih bersaudara dengan pare, melon dan timun.
Genus Luffa sendiri terdiri dari beberapa spesies, di antaranya ialah Luffa
acutangula (Angled luffa, Ridged Luffa);Luffa aegyptiaca (Smooth luffa,
Egyptian luffa); Luffa operculata (Spongecucumber); dan Luffa cylindrical.
Luffa acutangula adalah gambas dengan permukaankulit beralur, dan paling banyak
dibudidayakan sebagai sayuran di Indonesia.Sebenarnya Luffa acutangula mampu
mencapai panjang lebih dari 0,5 m. Namun diIndonesia, panjang gambas Luffa
acutangula hanya sekitar 30 cm.Gambas Luffa
aegyptiaca berpermukaan kulit licin, warna kulit buah
agak kekuningan. Gambas Luffa aegyptiaca hanya dibudidayakan untuk diambil
sponsnya. Meskipun buah mudanya juga enak disayur, namun masyarakat
Indonesia sudah terlanjur familier dengan gambas Luffa acutangula yang
permukaan kulitnya beralur. Gambas
Luffa operculata berbentuk bulat, bukan memanjang seperti gambas
biasanya. Selain itu permukaan kulit gambas Luffa operculata dipenuhi tonjolan
mirip dengan permukaan kulit sirsak. Terakhir, gambas Luffa cylindrica yang bentuknya sama dengan gambas
Luffa aegyptiaca, hanya pangkal dan ujungnya lebih meruncing, serta warna
kulitnya hijau tua.
Morfologi dari
tanaman ini yaitu pada daun memiliki tekstur permukaan yang kasar yang amat
mirip dengan daun mentimun, tetapi lebih besardan bersudut lebih banyak dengan
cuping yang lebih beragam. Batangnya bersudut empat atau lima dengan sulur
bercabang. Bunga berwarna kuning, berdiameter sekitar 5 cm. Bunga jantan 5-10
kuntum, berkelompok dalam tandan dan ketiak daun sedangkan bunga betina tumbuh
tunggal dan juga terbentuk padaketiak daun yang sama. Bunga Luffa acutangula
berbunga pada sore hari. Penyerbukan sangat kurang sehingga, dapat menyebabkan
buah terbentuk tidak sempurna. Perlakuan dengan zat pengatur tumbuh, asam indol
asetat (Indole Acetic Acetat – IAA) dapat mengurangi nisbah bunga jantan
terhadap bunga betina dan hari pendek cenderung meningkatkan pembungaan betina.
Pada saat penyerbukan tidak memadai, banyak terbentuk biji hitam pipih, panjang
sekitar 12mm dan lebar 8 mm (Rubatzky et al., 1997).
2.2
Jenis Dan Varietas
Jenis atau spesies tanaman gambas pada dasarnya
bermacam-macam seperti Varietas gambas F1 ini
sangat kuat dan Tahan Penyakit , mudah dalam hal perawatan tanaman. Gambas
jenis F1 Memiliki daya adaptasi yang sangat tinggi terhadap macam jenis tanah.
Cocok ditanam pada dataran tinggi,dataran rendah sampai menengah.
Bentuk buah Gambas langsing
dengan ujung meruncing 35 cm hingga 50 cm , diameter buah 4-5 cm. Buah memiliki
warna hijau , rasanya enak manis,tekstur buah berserat halus.Umur panen Gambas
35 HST sampai 40 HST- hari setelah tanam.
2.3
Hama Dan Penyakit
Hama
yang dapat menyerang pada tanaman oyong ialah cacantal (seperti ulat),
gejalanya daun menjadi korokan. Chrysomelidae (Aula copora), gejalanya
menyebabkan daun dan buah berlubang. Liriomyza sp, gejalanya
menyebabkan korokan pada daun. Ulat(Pyrallidae), gejalanya daun menjadi
trasnparan. Thrips, gejalanya banyak terdapat di permukaan bawah daun
sehingga daun menjadi kering (Adnyani, 2010).
Menurut
Sutrisno (2010), hama yang dapat menyerang tanaman oyong diantaranya adalah
kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah dan lalat buah. Pengendalian hama
tersebut dilakukan tergantung pada hama yang menyerang. Bila harus menggunakan
pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman sesuai rekomendasi dan
penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot,
waktu aplikasi, interval aplikasi serta cara aplikasinya.
Penyakit
yang ditemukan pada tanaman oyong adalah menguningnya dan berlubangnya daun
oyong. Munculnya bercak-bercak kuning pada daun oyong menandakan bahwa tanaman
oyong terserang penyakit. Bercak tersebut lama-lama menyebabkan daun menguning
dan menjadi kering dan akhirnya buah oyong bisa membusuk (Adnyani, 2010).
Menurut Sutrisno (2010), penyakit yang bias
menyerang tanaman oyong adalah busuk daun, embun tepung, antraknos, layu
bakteri dan virus mosaik. Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman oyong
dapat dilakukan dengan membersihkan daerah di sekitar bedengan termasuk
mencabuti rumput liar atau gulma yang ada di sekitar tanaman serta
menyemprotkan pestisida yang relatif aman untuk membunuh hama yang dapat
menjadi salah satu faktor perantara penyakit yang menyerang tanaman oyong
2.4
Budi Daya Tanaman Holtikultura Gambas
Cara Menanam
atau Budidaya Gambas Terbaru. Gambas dalam bahasa latin Gambas memiliki nama Luffa acutangula di
malaysia dikenal dengan nama Ketola sedangkan di filipina dikenal dengan
nama Patola. Gambas sendiri berasal dari India, dibudidayakan di Asia Utara dan
Asia Tenggara.
Gambas, blustru, oyong, (Luffa Sp),
adalah tanaman sayuran yang merambat dengan akar panjatnya. Gambas
dibudidayakan untuk dipanen buah mudanya sebagai sayuran. Gambas biasa disayur
bening, dengan jagung muda, daun katuk, taoge kedelai, dan bumbu bawang merah
serta temu kunci. Namun gambas juga bisa dioseng-oseng (tumis) atau sayur
bobor, lodeh serta bumbu lainnya. Gambas dipercaya mampu menstabilkan gula
darah, menurunkan kadar kolesterol serta tekanan darah. Bagi ibu-ibu yang
menyusui, sayuran gambas dengan daun katuk dipercaya mampu meningkatkan air
susu.
Gambas merupakan tanaman semusim. Budidaya
gambas dilakukan di sawah-sawah, bersamaan dengan budidaya pare, mentimun dan
sayuran lainnya. Karena merupakan tanaman memanjat, maka gambas dibudidayakan
di atas bedengan, dengan ajir dan tali pengikat sebagai panjatan. Dibanding
dengan mentimun, gambas relatif lebih tahan terhadap serangan cendawan fusarium
maupun bakteri pseudomonas. Namun gambas, sama halnya dengan pare, sangat
rentan terhadap gangguan larva kepik Lepidoptera terutama Hypercompe
albicornis, yang akan menghabiskan seluruh daun gambas, hingga tinggal
batang dengan sulurnya.
Gambas merupakan tumbuhan asli Asia
dan Afrika Tropis. Di RRC, gambas tidak hanya dikonsumsi buah mudanya,
melainkan juga pucuk, berikut daun muda dan bakal bunga. Buah yang telah tua,
akan menghasilkan spons dan biji. Spons gambas merupakan bahan pembersih badan
maupun cucian di dapur, yang belakangan ini semakin populer, karena merupakan
bahan organik. Di AS, gambas dibudidayakan secara besar-besaran untuk dipanen
sponsnya, guna diekspor ke Jepang. Biji gambah yang volumenya cukup besar,
menghasilkan lemak nabati, yang bisa dijadikan minyak goreng.
Gambas merupakan tumbuhan genus Luffa,
keluarga Cucurbitaceae, hingga masih bersaudara dengan pare, melon dan timun.
Genus Luffa sendiri terdiri dari beberapa spesies, di antaranya ialah Luffa
acutangula (Angled luffa, Ridged Luffa); Luffa aegyptiaca (Smooth luffa,
Egyptian luffa); Luffa operculata (Sponge cucumber); dan Luffa cylindrica.
Luffa acutangula adalah gambas dengan permukaan kulit beralur, dan paling banyak
dibudidayakan sebagai sayuran di Indonesia. Sebenarnya Luffa acutangula mampu
mencapai panjang lebih dari 0,5 m. Namun di Indonesia, panjang gambas Luffa
acutangula hanya sekitar 30 cm.
Gambas Luffa aegyptiaca berpermukaan
kulit licin, warna kulit buah agak kekuningan. Gambas Luffa aegyptiaca hanya
dibudidayakan untuk diambil sponsnya. Meskipun buah mudanya juga enak
disayur, namun masyarakat Indonesia sudah terlanjur familier dengan gambas
Luffa acutangula yang permukaan kulitnya beralur. Gambas Luffa operculata
berbentuk bulat, bukan memanjang seperti gambas biasanya. Selain itu permukaan
kulit gambas Luffa operculata dipenuhi tonjolan mirip dengan permukaan kulit
sirsak. Terakhir, gambas Luffa cylindrica yang bentuknya sama dengan gambas
Luffa aegyptiaca, hanya pangkal dan ujungnya lebih meruncing, serta warna
kulitnya hijau tua.
Nama latin gambas Luffa, berasal dari
bahasa Arab Loofah atau Lufah (لوف), yang berarti kain atau lap untuk mencuci.
Sebab di Timur Tengah, gambas tidak hanya dimanfaatkan buah mudanya sebagai
sayuran, melainkan juga dipanen tua untuk diambil sponsnya. Meskipun lebih
cepat rusak, spons dari gambas sekarang makin populer untuk membersihkan badan
(mandi), maupun untuk mencuci piring. Sebab trend untuk kembali memanfaatkan
produk organik sekarang semakin marak. Hingga budidaya gambas tidak hanya
sekadar untuk menghasilkan sayuran, melainkan juga untuk memproduksi spons
organik (alami). Peluang ekspor spons gambas ke Jepang, selama ini telah
dimanfaatkan dengan cukup baik justru oleh petani AS.
Gambas dibudidayakan dengan benih
biji. Buah gambas memproduksi benih dalam volume sangat besar. Biji gambas
mirip dengan biji semangka, namun ukurannya lebih besar. Bentuk biji gambas
seperti biji labu, hanya warnanya bukan putih melainkan hitam. Karena volume
biji gambas dalam tiap buah relatif besar, maka para petani juga mengumpulkan
biji ini untuk diolah menjadi minyak nabati. Minyak biji gambas bisa dijadikan
minyak goreng biasa, tetapi bisa juga menjadi alternatif bahan bakar nabati. Ampas
dari agroindustri minyak biji gambas berupa bungkil, yang merupakan bahan pakan
ternak yang cukup penting. Hingga potensi ekonomis gambas, sebenarnya cukup
menarik.
Biji gambas bisa tahan disimpan sampai
lebih setahun, asalkan masih berada dalam buah keringnya. Buah kering itu juga
harus disimpan di tempat yang kering. Masyarakat pedesaan biasa menyimpan benih
labu, pare, gambas, kecipir dan lain-lain di para-para di atas tungku dapur.
Biji gambas akan segera berkecambah apabila tersiram air. Namun tanaman muda
sangat rentan terhadap gangguan hama, penyakit serta cuaca. Karenanya gambas
memproduksi biji sebanyak mungkin, sebab secara alami, hanya akan ada satu atau
dua tanaman yang bisa tumbuh dan kembali menghasilkan biji. Namun dalam
budidaya, hampir semua biji gambas akan terus tumbuh menjadi individu tanaman
baru.
Bunga gambas berwarna kuning cerah
serta berukuran cukup besar. Garis tengah bunga gambas mencapai 5 cm. Bunga
jantan terpisah dari bunga betina. Bunga jantan berjumlah lebih banyak, serta
mahkotanya berukuran lebih besar dibanding dengan bunga betinanya. Bunga
betina gambas, seperti halnya tanaman Cucurbitaceae lainnya, mekar pada ujung
pentil buah. Begitu bunga betina ini terserbuki, mahkotanya akan layu, tetapi
pentil buah itu segera tumbuh menjadi buah. Pertumbuhan buah keluarga
Cucurbitaceae sangat cepat. Dalam waktu beberapa hari, pentil buah gambas itu
akan menggembung beberapa kali lipat dari ukuran sebelumnya.
Umur tanaman gambas bisa mencapai satu
tahun lebih. Artinya, biji gambas yang tumbuh pada awal musim penghujan, bisa
tetap hidup pada musim penghujan berikutnya. Beda dengan kacang panjang,
buncis, yang umur tanamannya hanya lima bulan. Hingga dalam budidaya
keluarga Cucurbitaceae petani selalu memanfaatkan lahan-lahan yang tidak akan
digunakan untuk budidaya tanaman lain. Atau mereka hanya akan memanfaatkan
pinggiran petakan lahan, bantaran kolam atau saluran air. Keuntungan petani
akan bertambah besar, apabila gambas tidak hanya dibudidayakan untuk sayuran,
melainkan juga sebagai penghasil spons, minyak nabati serta bungkil sebagai
bahan pakan ternak. Berikut adalah gambar gambas
Syarat Tumbuh Tanaman Gambas :
-
Cocok pada daerah beriklim tropis (25 ° C), altitude 0-500 dpl
-
Tekstur tanah lempung berpasir, pH 6.5 – 7.5
Kandungan
Nutrisi Buah Gambas /100 g :
-
Protein : 0.6 – 1.2 g
-
Lemak : 0.2 g
-
Karbohidrat : 4 – 4.9 g
-
Kalsium : 16 – 20 mg
-
Ferrum : 0.4 – 0.6 mg
-
Posphat : 24 – 32 mg - Vitamin A : 45 – 410 IU
-
Vitamin B1 : 0.04 – 0.05 mg
-
Vitamin B2 : 0.02 – 0.06 mg
-
Vitamin C : 7 – 12 mg
-
Total energi : 87 Kj
Cara
budidaya atau menanam gambas adalah sebagai berikut ini :
Persiapan
lahan :
a. Bajak
(ploughing)
Dilakukan
pada min 20 hari sebelum tanam.
Tujuan
: memperbaiki aerasi dan struktur tanah.
b.
Rancah (swampy)
Dilakukan
setelah lahan dibajak dan digaru tahap pertama.
Tujuan
: Mengurangi gulma dan penyakit (land sterilization).
c.
Klantang (land drying)
Dilakukan
selama 1 minggu.
Tujuan
: pengatusan lahan agar mudah dibuat bedengan.
d. Pembuatan
Bedengan (bedding), got
Bedengan
dibuat berhadapan untuk penempatan para-para.
Pemupukan
Dasar (base fertilizing) :
Fertilizer
: NPK (35-45 g/m2) atau campuran N,P,K 2:1:1
Dolomit
: 1 kg/5m2
Manure
: 1 kg/m2
Persiapan
Tanam :
a.
Persemaian (seedling)
Pembuatan media semai, menggunakan media coco peat dengan
campuran NPK 1 kg/1m3. Media dimasukkan ke dalam tray atau polybag.
Membuat bedengan semai, untuk melindungi bibit dipersemaian dari cuaca dan insek. Pemecahan benih, bertujuan untuk mempercepat masa dormansi sehingga benih mudah berkecambah.Peram benih (sowing), menggunakan kertas peram dalam kondisi lembab, dianjurkan disemprot fungisida dosis rendah. Semai benih, setelah benih diperam 2-3 hari (keluar radikula).Perawatan persemaian, dilakukan dengan penyiraman rutin. Apabila ada gejala serangan jamur atau insek, semprot dengan insektisida atau fungisida dosis rendah.
Membuat bedengan semai, untuk melindungi bibit dipersemaian dari cuaca dan insek. Pemecahan benih, bertujuan untuk mempercepat masa dormansi sehingga benih mudah berkecambah.Peram benih (sowing), menggunakan kertas peram dalam kondisi lembab, dianjurkan disemprot fungisida dosis rendah. Semai benih, setelah benih diperam 2-3 hari (keluar radikula).Perawatan persemaian, dilakukan dengan penyiraman rutin. Apabila ada gejala serangan jamur atau insek, semprot dengan insektisida atau fungisida dosis rendah.
Tanam
(transplanting)
Dilakukan
pada umur bibit 7-8 hari (keluar 2 daun) setelah benih disemai.
Dilakukan sortase bibit, dipilih bibit dengan vigor yang kokoh. Pemberian fungisida dan bakterisida, dilarutkan dan dikocorkan pada bibit yang akan ditanam. Pengairan lahan pertanaman, dilakukan sebelum pindah tanam. Pengairan dilakukan sampai kapasitas lapang. Tugal lubang tanam dan aplikasi nematisida/insektisida.
Penanaman harus dilakukan dengan benar, posisi bibit jangan sampai menyentuh mulsa plastic
Dilakukan sortase bibit, dipilih bibit dengan vigor yang kokoh. Pemberian fungisida dan bakterisida, dilarutkan dan dikocorkan pada bibit yang akan ditanam. Pengairan lahan pertanaman, dilakukan sebelum pindah tanam. Pengairan dilakukan sampai kapasitas lapang. Tugal lubang tanam dan aplikasi nematisida/insektisida.
Penanaman harus dilakukan dengan benar, posisi bibit jangan sampai menyentuh mulsa plastic
c. Training
Tanaman
Ikat
dan merambatkan sulur, dilakukan ketika tanaman mulai berumur ± 7 HST. Sulur
harus dirambatkan agar pertumbuhannya sesuai dengan arah lanjaran (± 15 HST). Wiwil,
dilakukan dengan cara memangkas cabang-cabang yang tumbuh pada ruas 1-5. Wiwil
dilakukan agar pertumbuhan vertikal tanaman lebih cepat.
d. Penyiangan (cleaning)
d. Penyiangan (cleaning)
Dilakukan
pada daerah di sekitar lubang tanam, got dan area antar bedeng
e. Pengairan (irrigation)
e. Pengairan (irrigation)
Pada
musim kemarau/kondisi kering, pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu.
Pada musim hujan, pengairan dilakukan dengan melihat kondisi tanah.
Pemupukan tanaman gambas :
Pada musim hujan, pengairan dilakukan dengan melihat kondisi tanah.
Pemupukan tanaman gambas :
Dilakukan
ketika tanaman mengalami gangguan pertumbuhan vegetatif (defisiensi nitrogen). Pupuk
ZA (10 g/tan) diaplikasikan pada got kemudian dilakukan leb.
Pembuahan
:
Polinasi
pada gambas menggunakan bantuan angin atau serangga.
Pada kondisi vegetatif yang terlalu over atau hujan yang sangat deras, akan menghambat proses pembuahan dan mengurangi jumlah buah yang terbentuk.
Dapat dilakukan pemangkasan cabang-cabang yang tidak produktif.
Proses awal pembuahan dimulai pada umur ± 30 HST.
Pada kondisi vegetatif yang terlalu over atau hujan yang sangat deras, akan menghambat proses pembuahan dan mengurangi jumlah buah yang terbentuk.
Dapat dilakukan pemangkasan cabang-cabang yang tidak produktif.
Proses awal pembuahan dimulai pada umur ± 30 HST.
Panen
(harvesting) :
Panen
dapat dilakukan pada umur ± 34 HST (± 6 HSB). Ciri-ciri buah yang siap dipanen
adalah jika cekungan pada buah mulai dangkal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari keseluruhan hasil penelitian dan pembahasan ini, maka dapat di ambil beberapa kesimpulan, yaitu:
※ Tanaman gambas adalah jenis tanaman sayuran buah yang memiliki peranan yang cukup penting dalam pemenuhan gizi yang diperlukan manusia.
※ Agar tanaman gambas dapat tumbuh dengan baik, hendaknya jenis dan varietasnya ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan kondisi dan keadaan alam tempat yang akan dijadikan lahan.
※ Pada saat proses penyemaian benih dilakukan, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, seperti ciri-ciri benih yang sehat, tempat penyemaian dan pemeliharaan tanaman gambas tersebut.
B. Saran
Adapun saran saya kepada pemerintah, masyarakat serta para petani yang berkaitan dengan pembahasan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
※ Diharapkan penelitian ini terus dilanjutkan dan untu jenis-jenis tanaman lainnya agar masyarakat luas dapat lebih mengetahui jenis tanaman yang sering mereka jumpai.
※ Pemerintah juga perlu mengadakan sosialisasi kepada para petani sayur agar mereka mendapat informasi mengenai teknik dan cara bertanam yang akan menghasilkan pandn yang berlimpah.
※ Para petani dan juga masyarakat hendaknya tetap menjaga dan membudidayakan jenis flora yang ada di daerahnya masing-masing agar kekayaan flora dan rempah-rempah indonesia tetap terjaga.
Dari keseluruhan hasil penelitian dan pembahasan ini, maka dapat di ambil beberapa kesimpulan, yaitu:
※ Tanaman gambas adalah jenis tanaman sayuran buah yang memiliki peranan yang cukup penting dalam pemenuhan gizi yang diperlukan manusia.
※ Agar tanaman gambas dapat tumbuh dengan baik, hendaknya jenis dan varietasnya ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan kondisi dan keadaan alam tempat yang akan dijadikan lahan.
※ Pada saat proses penyemaian benih dilakukan, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, seperti ciri-ciri benih yang sehat, tempat penyemaian dan pemeliharaan tanaman gambas tersebut.
B. Saran
Adapun saran saya kepada pemerintah, masyarakat serta para petani yang berkaitan dengan pembahasan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
※ Diharapkan penelitian ini terus dilanjutkan dan untu jenis-jenis tanaman lainnya agar masyarakat luas dapat lebih mengetahui jenis tanaman yang sering mereka jumpai.
※ Pemerintah juga perlu mengadakan sosialisasi kepada para petani sayur agar mereka mendapat informasi mengenai teknik dan cara bertanam yang akan menghasilkan pandn yang berlimpah.
※ Para petani dan juga masyarakat hendaknya tetap menjaga dan membudidayakan jenis flora yang ada di daerahnya masing-masing agar kekayaan flora dan rempah-rempah indonesia tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Tanaman Budidaya Gambas yang baik. Serial Online http://www.lembaga penelitian
hortikultura.com. Diakses 24 Oktober 2011
Berdardinus. 2001. Pengolahan Tanaman Untuk Tanaman
Gambas. Serial Online
http:// www.anekaplanta.wordpress. com. Diakses 24 Oktober 2011
Prajnanta. 2003. Tata Cara Penanaman
Gambas Pada Lahan
Miring. Agro
Media Pustaka: Jakarta
Rustam. 2001. Tehnik
Penanaman Gambas. Serial Online http://www. genesa exad.com . Diakses
24 Oktober 2011
Suseno. 2004.Cara Penanaman Gambas Yang Ideal. Serial Online http://www. Penanaman dan Perawatan. com. Diakses 24 Oktober 2011
Ayo Coba Tembak ikan terbaru dan Terbaik Saat ini
ReplyDeleteBerbagai game bisa anda mainkan dan mendapatkan cashback mingguan sebesar 5%
Info regis
Kontak WA: 087785425244
Cs 24 Jam Online