KATA PENGANTAR
Alhamduliilahirobbil’alamin, penulis
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena sampai detik ini Allah SWT
masih bermurah hati memberikan segala karunia-Nya sehangga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Salam sejahtera semoga tetap
tercurahkan kedapa Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmatan Lil’alamin. Semoga kelak
kita menjadi salah satu umatnya yang mendapatkan syafa’at dari beliau. Amin, Ya
Robbal’alamin.
Pada kesempatan kali ini panulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan baik dari segi moril maupun materil dan yang secara langsung maupun
tidak langsung. Sebagai hamba Allah Swt, penulis yakin bahwa makalah ini jauh
dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperoleh hasil yang lebih
baik dikesempatan mendatang.
Tugumulyo, 12 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
- Latar Belakang. ………………………………………………………………………..1
- Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 1
- Tujuan. ……………………….………………………………………………………..1
- Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam…………………………………………...2
- Latar Belakang Sosial Politik Pembaharuan Pendidikan Islam……………………….2
- Pola Pembaharuan Pendidikan Islam………………………………………….………3
- Tokoh dan sasaran pembarharuan pendidikan Islam…………………….………….....5
- Rekronstuksi ……………………………………………………………………..……6
BAB I
Periode modern dalam sejarah Islam
dimulai dari tahun 1800 M dan berlangsung hingga sekarang. Di awal periode ini
kondisi Islam secara politis berada dibawah penetrasi kolonialisme. Dan pada
pertengahan abad ke-20M, dunia Islam mulai bangkit dan memerdekakan negrinya
dari penjajahan kolonialisme.
Periode ini dilatar belakangi oleh
munculnya renaissance di Eropa. Dan kejadian tersebut membangkitkan bangsa
Barat dari keterpurukan yang telah lama terjadi dan mencapai kemajuan. Dengan
kemajuan mereka, mereka mulai melakukan berbagai riset dan perjalanan ke
belahan bumi yang lain hingga mengalami kemajuan dalam berbagai bidang. Dan
terjadilah perputaran nasib yang hebat dalam kesejarahan umat manusia. Dengan
kekuasaan bangsa barat terhadap lautan, dengan bebas mereka melakukan kegiatan
ekonomi dan perdagangan dari dan keseluruh dunia, tanpa mendapat hambatan yang
berarti dari lawan-lawan mereka. Sehingga satu persatu Negara Islam mulai jatuh
ke dalam genggamannya sebagai Negara jajahan.
Keadaan tersebut menyadarkan umat
Islam kemunduran umat islam dan mulai membangun untuk kebangkitan Islam. Dan
kebangkitan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah
pertama, timbulnya kesadaran dikalangan ulama bahwa banyak ajaran-ajaran asing
yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam. Dan ajaran-ajaran tersebut
bertentangan dengan ajarang Islam yang semestinya. Kedua, pada periode ini
barat mendominasi dunia dibidang politik dan peradaban.
Dengan kesadaran umat Islam akan
ketertinggalan mereka oleh bangsa Barat, para intelektual muslim mulai
melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan umat Islam dari keterpurukkannya
yang diantaranya melalui bidang pendidikan. Dan dalam makalah ini akan dibahas
upaya yang dilakukan oleh para intelektual muslim dalam bidang pendidikan.
Sehingga dapat dilihat sisi historisitas peradaban Islam pada masa itu dengan
adanya gerakan-gerakan pembaharuan yang terjadi.
- Bagaimanakah pendidikan Islam pada masa pembaharuan ?
- Siapa saja tokoh pembaharuan pendidikan Islam masa pembaharuan, dan sejauh mana kontribusi mereka dalam pendidikan Islam
- Memahami tentang pendidikan Islam pada masa pembaharuan
- Mengetahui siapa saja tokoh pembaharuan pendidikan Islam masa pembaharuan, dan sejauh mana kontribusi mereka dalam pendidikan Islam
Modernisasi yang mengandung pikiran,
aliran, gerakan, dan usaha untuk mengubah paham, adat istiadat, intitusi, dan
sebagainya, agar dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan keadaan yang
baru yang timbul oleh kemajuan ilmu pengetahuan serta tekhnologi modern.
Modernisasi atau pembaharuan juga berarti proses pergeseran sikap dan
mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai tuntutan hidup masa
kini.
Dengan demikian, jika kita kaitkan
dengan pembaharuan pendidikan Islam dapat diartikan sebagai suatu upaya
melakukan proses perubahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan pendidikan
Islam dari yang tradisional (ortodox) kearah yang lebih rasional, dan
professional sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat
itu.
Seiring dengan sejarah panjang
pergulatan perkembangan umat manusia, termasuk di dalamnya dunia Islam membawa
kepada terjadinya dinamisasi superioritas atas penguasaan, baik ideologi,
sosial, politik dan lain sebagainya oleh dominasi golongan umat tertentu.
Pergulatan peradaban antara Islam dan Barat sangat berpengaruh pada terjadinya perkembangan
pola piker umat manusia pada berbagai kemajuan di segala bidang. Walaupun
secara ideologis terjadi perperangan, ternyata khazanah keilmuain semakin
berkembang pesat, hanya saja terjadi perebutan klaim atas ilmu tesebut. Dan
salah satu buktinya adalah selalu munculnya gerakan-gerakan pembaharuan yang
ingin mengembalikan superioritasnya masing-masing, tatkala tanda-tanda
keterpurukannya mulai tampak.
Pembaharuan pendidikan Islam pada
esensinya adalah pembaharuan pemikiran dalam perspektif intelektual Muslim yang
pastinya berkaitan dengan masalah pendidikan, karena pendidikan merupakan
sarana yang terpenting. Bukan saja sebagai wahana “konservasi” dalam arti
tempat pemeliharaan, pelestarian, penanaman dan pewarisan nilai-nilai
dantradisi suatu masyarakat, tetapi juga sebagai “kreasi” yang dapat
menciptakan, mengembangkan dan mentransformasikan masyarakat ke arah budaya
baru.
Setelah sekian lama dijajah oleh
kaum imperialis Barat, umat Islam mulai menyadari keterbelakangan dan
ketertinggalan peradabannya. Dan bangkitlah umat muslim yang dipelopori oleh
para pemikir dan tokoh umat Islam yang menyorakkan kembali terbukanya pintu
ijtihad, perlunya Pan Islamisme, kesadaran beragama dan berbangsa, hingga
perlunya filsafat dipelajari. Dan dkesadaran ini direalisasikan dalam bentuk
praksis dengan dihidupkannya kegiatan intelektual melalui penggalakan kegiatan
berpikir di dunia universitas-universitas Islam.
Secara garis besar ada beberapa
faktor yang mendorong terjadinya proses pembaharuan pendidikan Islam.
- Pertama faktor internal yaitu, faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang sangat memerlukan satu system pendidikan Islam yang betul – betul bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak manusia – manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah.
- Kedua faktor eksternal adanya kontak Islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan phragmatik umat islam untuk belajar secara terus menerus kepada barat, sehingga ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir.
Kesadaran ini merupakan awal dari
era baru pemikiran Islam.
Dengan berbagai peristiwa sejarah
dunia Islam, sebenarnya hal paling pokok yang melatar belakangi terjadinya
berbagai gerakan pembaharuan Islam adalah fenomena kemunduran dunia Islam itu
sendiri dan berpindahnya adikuasa peradaban umat manusia ke tangan Barat,
akibat pergolakan sosial politik yang terjadi.
Dengan meperhatikan berbagai macam
sebab kemunduran dan kelemahan umat Islam serta kemajuan dan kekuatan yang
dialami oleh bangsa Barat, maka secara garis besarnya pembahruan umat islam
terbagi menjadi tiga pola, yaitu:
- Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Barat.
pada dasarnya mereka berpandangan
bahwa sumber kekuatan dan kesejahteraan bangsa Barat disebabkan oleh
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern yang mereka
capai. Dan pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan bangsa barat tidak lain
bersumber dari yang pernah berkembang dari dunia Islam. Oleh karena itu, maka
untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan dan
kejayaan tersebut harus dikuasai kembali. Cara pengembalian itu tidak lain
adalah melalui pendidikan, karena pola pendidikan Barat dipandang sukses dan
efektif, maka harus meniru pola Barat yang sukses itu. Mereka berpandangan
bahwa usaha pembaharuan pendidikan Islam adalah dengan jalan mendirikan lembaga
pendidikan / sekolah dengan pola pendidikan Barat, baik sistem maupun isi
pendidikannya. Jadi intinya, Islam harus meniru Barat agar bisa maju.
Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat, mulai timbul di Turki Utsmani akhir
abad ke 11 H / 17 M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa
Timur pada masa itu.
- Gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber ajaran Islam yang murni
Pola ini berpandangan bahwa
sesungguhnya Islam sendiri merupakan sumber bagi kemajuan dan perkembangan
peradaban dan ilmu pengetahuan modern. Dan Islam telah membuktikannya pada masa
kejayaannya. Menurut analisa mereka, sebab kemunduran umat Islam, adalah karena
tidak lagi melaksanakan ajaran-ajaran Islam dengan semestinya. Ajaran Islam
yang mengandung sumber kemajuan dan kekuatan telah ditinggalkan dan
melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang tidak murni yang dimulai sejak
berhentinya perkembangan filsafat Islam dan ditinggalkannya pola pemikiran
secara rasional yangt dialihka kearah pemikiran yang pasif. Dan selain itu,
menutupnya pintu ijtihad membuat berkurangnya daya kemampuan umat Islam untuk
mengatasi poblematika hidup yang terus berubah.
Pola pembaharuan ini telah dirintasi
oleh Muhammad bin Abdul Wahab, kemudian dicanangkan kembali oleh Jamaluddin
Al-Afghani dan Muhammad Abduh (akhir abad 19 M). Menurut Jamaluddin Al-Afghani,
pemurnian ajaran Islam dengan kembali kepada Al-Qur’an dan Hadist dalam artinya
yang sesungguhnya, tidaklah mungkin tidak dilakukan. Ia berkeyakinan bahwa
Islam adalah sesuai untuk semua bangsa, zaman dan semua keadaan.
Dalam hal ini, apabila ditemukan
adanya pertentangan antara ajaran Islam dengan kondisi yang ada pada perubahan
zaman, penyesuaian akan diperoleh dengan mengadakan interpretasi baru pada
ajaran Islam. Oleh karenanya, pintu ijtihad harus dibuka.
Menurut Jamaluddin Al-Afghani,
kemunduran umat Islam bukanlah karena Islam, sebagaimana dianggap oleh
kebanyakan orang karena tidak sesuai dengan perubahan zaman dan kondisi baru.
Umat Islam mundur, karena telah meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang
sebenarnya dan mengikuti ajaran yang datang dari luar lagi asing bagi Islam.
Jadi, umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam murni yang tidak
terkontaminasi oleh ajaran dan paham asing. Kalau manusia berpedoman kepada
agama, ia tidak sesat untuk selama-lamanya.
- Usaha pembaharuan pendidikan yang berorientasi pada nasionalisme.
Rasa nasionalisme muncul bersamaan
dengan berkembangan pola kehidupan modern yang dipelopori oleh bangsa Barat.
bangsa barat dapat maju dan berkembang dikarenakan rasa nasionalismenya yang
kemudian menimbulkan kekuatan-kekuatan politik yang berdiri sendiri. Dan hal
ini mendorong pada umumnya bangsa-bangsa timur dan bangsa yang terjajah,
menyorrakan semangat nasionalisme masing-masing. Umat Islam menyadari
keberagaman bangsa yang berlatar belakang dan sejarah yang berbeda-beda. Mereka
hidup beragama dengan agama lainnya yang sebangsa. Dan hal ini mendorong
perkembangan rasa nasionalisme di dunia Islam.
Golongan nasionalis ini berusaha
memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi dan kondisi
obyektif masyarakat pada umumnya dan umat Islam pada khususnya dengan emngambil
unsure-unsur yang berasal dari warisan bangsa yang bersangkutan.
Sebagai akibat dari usaha-usaha
pembaharuan pendidikan Islam yang dilaksanakan dalam rangka untuk mengejar
kekurangan dan keinggalan dari dunia barat dalam segala aspek kehidupan, maka
terdapat kecenderungan adanya dualisme dalam sistem pendidikan umat Islam.
Usaha pendidikan modern yang sebagaimana telah diuraiankan yang berorientasi
pada tiga pola pemikiran, membentuk suatu sistem atau pola pendidikan modern,
yang mengambil pola sistem pendidikan barat dengan penyesuaian-penyesuaian
dengan Islam dan kepentingan nasional. Di samping tetap menjalankan
mempertahankan pendidikan tradisional yang telah ada.
Sistem pendidikan modern, pada
umumnya dilaksanakan oleh pemerintah yang pada mulanya untuk memenuhi tenaga
ahli untuk kepentingan pemerintah, dengan menggunakan kurikulum dan
pengembangan ilmu-ilmu pengetahuan modern. Sedangkan sistem pendidikan
tradisional yang merupakan sisa-sisa dan pengembangan sistem zawiyah, ribat
atau pondok pesantren dan madrasah yang telah ada di kalangan masyarakat, pada
umumnya tetap mempertahankan kurikulum tradisional yang hanya memberikan
pendidikan dan pengajaran keagamaan. Dualisme sistem pola pendidikan inilah
yang selanjutnya mewarnai pendidikan Islam di semua negara dan masyarakat
Islam, di zaman modern. Dualisme ini pula yang merupakan problema pokok yang
dihadapi oleh usaha pembaharuan pendidikan Islam.
Tokoh pembaharuan pendidikan Islam
bercorak modernis. Sejalan dengan pembahruan pendidikan Islam penuh dilakukan
pada 3 wilayah kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani, Mesir, India.
- Wilayah Turki
Pembaharuan pendidikan didunia Islam
dimulai dikerajaan Turki Usmani pada akhir abad ke 11 H/17 M yang dilatar
belakangi oleh kekalahan-kekalahan kerajaan Usmani dalam peperangan dengan
Eropa menyebabkan timbulnya usaha sekularisasi Turki yang berkembang kemudian
dan membentuk turki modern. Adapun tokoh yang mencoba melakukan upaya tersebut
ialah :
- Sultan Ahmad III. Adanya kekalahan yang dialami kerajaan Turki Usmani menyebabkan Sultan Ahmad III prihatin dan melakukan intropeksi, dengan melakukan pengiriman duta ke Eropa untuk mengamati perkembangan barat. Dengan mendirikan sekolah teknik militer, mendirikan percetakan untuk mempermudah Access buku pengetahuan. Upaya ini dilakukan sampai beliau wafat dan kemudian digantikan oleh Sultan Mahmud II.
- Sultan Mahmud II. Sultan Mahmud II merupakan kelanjutan dari Sultan Ahmad III. Pembaharuan yang dilakukan dengan memperbaiki system pendidikan madrasah dengan memasukkan ilmu pengetahuan umum. Kemudian mendirikan model disekolah barat.
- Wilayah Mesir
Tokoh yang melakukan upaya
pembaharuan khususnya pendidikan adalah Muhammad Ali Pasya dan Muhammad Abduh
- M. Ali Pasya. Ia mendirikan kementrian pendidikan dan lembaga pendidikan, membuka sekolah teknik , kedokteran, pertambangan, mengirin siswa untuk belajar ke negri barat. Gerakan pembaharuan memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi barat kepada umat Islam.[9]
- M. Abduh. Melakukan pembaharuan pendidikan di Al-Azhar dengan memasukkan ilmu modern. Mendirikan komite perbaikan administrasi Al-Azhar tahun 1895, melaksanakan pembaharuan administratif yang bermanfaat yang diantaranya adalah kurikulum, metode mengajar dan pendidikan wanita.
Kurikulum merupakan hal yang perlu
diperhatikan, karena kurikulum yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka itu tidak akan terwujud dengan baik. Dan dalam lembaga pendidikan di Mesir
Ia mendapatkan didalam kurikulumnya terdapat dualisme.[10] Metode mengajar pun
perlu diperhatikan untuk meningkatkan daya penangkapan para siswanya, yaitu
dengan metode yang praktis. Dan selain hal tersebut ia mamandang wanita telah
dirampas haknya oleh laki-laki. Menurutnya wanita harus mendapatkan pendidikan
yang sama dengan laki-laki.
- Rasyid Ridha, merupakan murid dari Muhammad Abduh yang lahir pada 1865 Suria. Ia banyak belajar dengan Muhammad Abduh ketika Muhammad Abduh sedang dalam buangan di Beirut. Ia mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaharuan ketika masih berada di Suria dan mendapat tantangan dari Pihak Turki Utsmani, lalu ia memutuskan pindah ke Mesir dan berada di dekat gurunya Muhammad Abduh pada tahun 1898. Beberapa bulan setelah itu, ia menerbitkan majalah Al-Manar, yang juga terkenal.
- Ismail Raji’ Al-Faruqi
Lahir didaerah palestina pada
tanggal 1 januari 1921 dan hijrah ke Mesir untuk mengenyam pendidikan
diuniversitas Al-Azhar. Perjalanan gerakan pendidikannya dimulai setelah
kelulusannya dari universitas Al-Azhar. Al-Faruqi membentuk sebuah gagasan Islamisasi
ilmu pengetahuan. Yakni upaya pengintegrasian antara disiplin ilmu modern
dengan khazanah pengetahuan agama.
- Wilayah India.
Pembaharuan pendidikan Islam di
India bertujuan menghilangkan diskriminasi pendidikan Islam tradisionalis
dengan pendidikan sekuler. Adapun tokoh- tokoh pembaharuan di India sebagaimana
berikut:
- Sayyid Akhmad Khan (1817 – 1898 M). Ia berpendapat bahwa peninggkatan kedudukan umat Islam di India dapat diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris. Kemudian mendirikan lembaga pendidikan, sekolah Inggris mudarabbah 1864. kemudian mendirkan pula Scientific Society, mendirikan lembaga pendidikan yang didalamnya ilmu pengetahuan umum.
- Muhammad Iqbal, berasal dari keluarga golongan menengah di Punjab dan kahir di Sialkot tahun 1867. Untuk meneruskan studi ia kemudian pergi ke Lahore dan belajar disana sampai memperoleh gelar kesarjaan MA. Di tahu 1905 ia pergi ke negara Inggris dan belajar filsafat di Universitas Cambridge. Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich Jerman, dan memperoleh gelar Ph.D dalam bidang tasawwuf. ia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam selama 500 tahun dikarenakan kebekuan dalam pemikiran. Hukum dalam Islam telah sampai pada keadaan statis. Untuk memperbaharui Islam di segala bidang (termasuk pendidikan), maka diperlukan sebuah institusi penegak Hukum Islam yang menanungi seluruh umat Islam dalam sebuah naungan negara yang dinamakan Khilafah Islamiyah
Kehidupan umat Islam pada khusunya
dan masyarakat Indonesia pada umumnya harus dipersiapkan melalui pendidikan.
dan pada umumnya system pendidikan nasional Indonesia dihadapi berbagai
tantangan baik internal dan eksternal. Tantangan dari internal adalah
menjauhnya system pendidikan nasional dari cita-cita semula yakni mengembangkan
sifat pendidikan yang rasional, demokratis.[11]Adapaun tantangan dari eksternal
adalah kerawanan elit plitik, kerawanan kepribadian generasi muda dan kerawanan
struktur social.
Dalam UUSPN No.20 Tahun 2003 bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki
kemampuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kebribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa bertanggung jawab kemasyarakatan yang
kebangsaan”. Dan pada UUSPN 2003 pasal 1 dinyatakan bahwa: “pendidikan nasional
adalah pendidikan yang berdasrkan Pancasila dan UUD 1945 dan perubahannya yang
bersumber pada ajaran agama, keanekaragaman Indonesia, serta tanggap terhadap
perubahan zaman”.
Mencermati UUSPN diatas terhadap
keadaan realitas pendidikan nasional Indonesia sekarang ini belum ada yang
terpenuhi secara maksimal. Dari segi pemerintahan, perhatian pemerintah
terhadap pendidikan masih dinilai kurang. Dan dapat dibuktikan dengan ketidak
terusnya potensi-potensi yang luar biasa untuk mencapai kemajuannya. Selain itu
masih terdapat diskrimatif dalam pendidikan. pendidikan adalah milik orang yang
mempunyai modal. Sehingga orang-orang yang tidak memiliki cukup modal akan
terlantar pendidikannya. Dan pendidikan sawasta menjadi alternative bagi mereka
dari pada lembaga pendidikan nasional, yang mana lembaga pendidikan swasta
dinilai lebih murah dan hal tersebut berdampak kepada rendahnya mutu karena
keterbatasan dana, sarana dan perhatian pemerintah terhadap lembaga pendidikan
swasta. Dan hal tersebut seakan-akan memperlihatkan bahwa pendidikan nasional
adalah milik pemerintah, bukan milik rakyat.
Kurikulum-khususnya kurikulum
pendidikan Islam yang diberikan terkesan bongkar pasang, statis dan kurang
progresif, dan kehilangan elan vital keislamannya. Karena kurikulum tersebut
dibentuk atas dasar trial and error dan tidak berangkat dari pendekatan
filosofis yang obyektif. Statis, muatan kurikulum terkesan mengulang meteri
pelajaran pada tingkatan pelajaran sebelumnya. Kurang progresif , rumusannya
berkisar hanya menjawab berbagai persoalan “kemarin” dan”kekinian” yang terjadi
dan belum mampu memprediksikan persoalan yang akan datang.
Dalam pendidikan agama Islam yang
dikembangkan selama ini masih bersifat verbaltis yang menekankan aspek
indoktrinasi dan penanaman nilai ala kadarnya daripada penumbuhan daya kritis
dan pengembangan intelektualisme siswa. Pembelajaran yang seperti ini akan
mengakibatkan anak tidak memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual karena
yang dihadapannya hanya berupa aturan-aturan yang mengikat, sehingga daya gerak
intelektualnya menjadi terbatas. Dan selain itu anak tidak memiliki pemahaman
keagamaan yang terbuka, toleran dan inklusif. Hal ini merupakan konskwensi
logis dengan pembelajaran yang bersifat doktriner.
Dari keadaan dan model pendidikan
nasional yang sperti itu, tidak diragukan lagi dapat membentuk pola pemikiran
masyarakat yang individualis, matrialistis yang berpendapat bahwa pendidikan
diciptakan untuk memperoleh pekerjaan serta menurunnya moral dan akhlak
masyarakat.
Dari berbagai latar belakang masalah
pendidinkan nasional yang terjadi, melalui kesejarahan pendidikan pada masa
pembaharu Islam yang di antaranya adalah:
- Elit Politik
Meningkatkan perhatian serta
dukungan pemerintah terhadap pendidikan nasional Indonesia dengan cara
menghilangkan deskriminatif dalam pendidikan, pembiayaan dan mengirimkan para
duta intelektual ke Negara-negara yang lebih maju,untuk meningkatkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Mengembalikan esensi pendidikan nasional
sebagaimana yang tercantum dalam UUSPN tahun 2003. Memperbaiki system
pendidikan nasional dengan memasukkan ilmu pengetahuan umum pada lembaga
pendidikan tradisional dan memasukan pengetahuan agama pada lembaga pendidikan
modern.
- Kurikulum
Membentuk pendidikan yang mampu
mengintergrasi-interkoneksiakan antara pengetahuan agama dan pengetahuan umum.
Kurikulum dibentuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan disesuaikan dengan
tingkatnya. Muh. Abduh berpendapat bahwa dasar pembentukan agama hendaknya
sudah dimulai sejak masa kanak-kanak. Dan hendaknya pelajaran agama dijadikan
sebagai inti semua pelajaran. Karena pendidikan agama merupakan dasar
pembentukan jiwa dan pribadi manusia.
Dalam pembuatan kurikulum, lebih
memprioritaskan sumber agama yakni Al-Qur’an dan Hadist, dan tidak menafikan
adanya pengadopsian sumber-sumber dari barat. Dalam kurikulum Islamisasi Ismail
Al-Faruqi, dengan memasukkan segala keilmuan dalam kurikulum, lembaga
pendidikan memiliki kurikulum yang actual, responsive terhadap tuntutan masalah
yang kontemporer. Yang artinya lembaga pendidikan akan menghasilkan lulusan
yang visioner, berpandangan integrative, proaktif dan tanggap terhadap masa depan
serta tidak dikotomistik dalam keilmuan.
- Aspek Pendidik
Dalam hal ini pendidik ditempatkan
pada tempat yang selayaknya. Artinya kopetensi dan professional yang mereka
miliki dihargai sebagaimana mestinya. Untuk itu perlu adanya selektivitas
pendidik yang benar shaleh dan berkopeten serta memiliki kemampuan dalam
menafsirkan berbagai teori berdasarkan pendekatan Islamib secara meyakinkan
serta mampu membimbing peserta didik secara tepat untuk menemukan pemecahan dan
jawaban yang benar.
Dengan demikian menurut Al-Faruqi
perlu ditetapkan criteria pendidik, selain indeks prestasi sebagai parameter
kualitas intelektal, penting dilakukan wawancara yang menyangkut aqidah,
keimanan, dan keagamaan, jiwa dan sikap terhadap jabatan. Dan criteria ini
harus ditopang oleh kode etik islami tentang profesi guru. Seorang pendidik
harus memiliki kemampuan subtantif. Yakni, berupa penguasaan dua segi keilmuan,
pengetahuan agama dan pengetahuan umum sekaligus serta menentukan relevansinya.
Selain kemampuan subtantif seorang guru juga dituntun untuk memiliki kemampuan
non subtantif, yakni memiliki multi skill dikdatis. Yakni mencangkup
keterampilan dalam penggunaan metode dan strategi pembelajaran, pengelolaan
atau manajemen pendidikan, pengevaluasian, dll. Yang secara keseluruhannya
bertumpu pada unsure tauhid.
BAB III
Ketertinggalan umat islam oleh
bangsa barat menyadarkan umat islam untuk bangkit kembali dan mengadakan
gerakan-gerakan pembaharuan yang dipromotori oleh para intelektual dan ulama
muslim. Dan kesadaran ini secara garis besarnya didasari oleh:
- Pertama faktor internal yaitu, faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang sangat memerlukan satu system pendidikan Islam yang betul – betul bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak manusia – manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah.
- Kedua faktor eksternal adanya kontak Islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan phragmatik umat islam untuk belajar secara terus menerus kepada barat, sehingga ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir.
Pola yang diterapkan oleh pembaharu
adalah sebagai berikut:
- Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Barat.
- Gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber ajaran Islam yang murni
- Usaha pembaharuan pendidikan yang berorientasi pada nasionalisme.
Rekontruksi yang dapat diambil dari
sejarah pendidikan islam era modern adalah:
- Pengembalian kembali esensi dari pendidikan.
- Meningkatkan perhatian dan dukungan pemerintah pada kemajuan pendidikan.
- Mengintegrasikan ilmu pengetahuan agama dan pengetahuan umum.
- Penempatan guru ditempat yang selayaknya serta melakukan Penseleksian guru yang memiliki criteria yang telah ditetapkan ang mempunya kemampuan subtantif dan nonsubtantif yang berorientasikan pada tauhid.
DAFTAR
PUSTAKA
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Budaya
Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Nata, Abuddin. 2004. Sejarah Pendidikan
Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Swito. 2005 . Sejarah Sosial
Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media
Zuhaini dkk. 1986. Sejarah
Pendidikan Islam. JAkarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam
Nizar, Syamsul.2007. Sejarah
Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Mansur dan Mahmud Junaidi. 2005.
Rekontruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Departemen Agama
2005
No comments:
Post a Comment